Belakangan ini tengah viral ospek virtual di Indonesia yang membentak-bentak mahasiswa baru. Alasannya sih untuk membentuk mental para mahasiswa baru agar lebih siap memasuki dunia perkuliahan.
Ospek jenis ini mengundang kritikan dan kecaman dari netizen karena dirasa tidak memiliki manfaat apapun. Belakangan viral juga ospek yang dialami oleh seorang mahasiswa di Madinah, Arab Saudi.
Mahasiswa asal Indonesia yang berkuliah di Arab Saudi tersebut adalah Muhammad Akhyar Hadi. Dia berbagai pengalaman saat mengalami ospek di Madinah. Bukan dipelonco, mahasiswa baru justru mendapatkan sejumlah fasilitas
Fasilitas ini berasal dari dua sumber. Yang pertama dari kampus, dan kedua dari kakak tingkat atau senior.
Dari kampus, mahasiswa baru mendapatkan fasilitas berupa:
– Uang pinjaman sebesar 300 Riyal (sekitar Rp 1,2 juta) yang diberikan kepada maba sebelum menerima uang saku bulanan.
– Uang pengganti pengurusan paspor dan berkas lain sebesar 1800 Riyal (sekitar Rp7,1 juta)
– Uang belanja kitab sebanyak 840 Riyal (sekitar Rp3,3 juta)
– Paket wisata keliling Madinah.
– Menemani maba tes pemilihan jurusan.
– Paket umroh gratis dengan hotel berbintang.
– Wisata berkeliling kota Mekkah.
– Menyewa villa untuk bersantai sambil saling memperkenalkan diri, bermain futsal, berenang, dan pembagian kitab.
“Memang ini kesannya membanggakan sebuah kampus nun jauh disana, tapi budaya yang baik bukankan lebih berhak untuk kita ikuti?? Bukankah sudah saatnya kekerasan fisik maupun verbal ditiadakan dalam dunia pendidikan Indonesia??” tutupnya.
Jika dibandingkan dengan budaya ospek di Indonesia, perbedaannya bagaikan langit dan bumi. Karena itulah, unggahan ini mendapatkan banyak tanggapan dari netizen.
“Kalo disini budaya bentak membentak terus dilestarikan ada perasaan ingin balas dendam ke generasi selanjutnya dengan alasan melatih mental,” kata @Dhotachin
“Eh kalo kuliah di arab emg dibayar euy. fasilitasnya juga ga main-main sih. contohnya kaya princess nourah university, gila angkutan umumnya pake kereta. keren bgt si kampusnya, kayanya blm ada wni yg kuliah di pnu. tp syaratnya hrs ada mahrom yg tinggal di arab jg,” tambah @krabypeuti.
“Kuliah di madinah emang dibayar, full service, tiket pulang pergi kita kesana, uang bulanan, bahkan ongkos kalo kita pulang juga ada, tapi ya seleksinya emang ketat dan nunggu pengumumanya gak sebentar, minimal 2 tahun, kebetulan temen banyak yg disana,” timpal @banyak_kirinya.
OSPEK MADINAH Sulit untuk tidak membandingkan ospek di Madinah dengan di Tanah air. Di Madinah, mahasiswa baru datang…
Posted by Muhammad Akhyar Hadi on Tuesday, 15 September 2020