Salut, Penjual Tempe di Ponorogo Ini Berhasil Lulus S1 di Usia 42 Tahun

Dion XT

Saminten akhirnya lulus sarjana. Saminten berhasil mendapat gelar S1 sembari menghidupi diri dengan membuat dan berjualan tempe.

Saminten berhasil meraih gelas S1 Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) di Kampus Institut Agama Islam Sunan Giri (Insuri) Ponorogo. Salutnya, Saminten berhasil mendapat gelar sarjananya di usianya yang menginjak 42 tahun.

“Saya kan ngajar di Playgroup Wijaya, Desa Ngraket, Kecamatan Balong. Karena perlu pegangan atau ijazah makanya saya lanjut sekolah lagi, jadi saya transfer dari D2 ke S1,” terang Saminten kepada detikcom, Sabtu (14/11/2020).

Saminten menjelaskan karena sudah mengantongi ijazah D2 untuk transfer ke S1, dirinya hanya membutuhkan waktu 2 tahun untuk menyelesaikan studinya.

“Saya pas 2 tahun selesai, Jumat (13/11) kemarin wisuda,” jelas Saminten.

Ibu satu anak ini pun membagikan kisahnya. Setiap hari dia bangun pukul 03.00 WIB untuk mulai mengolah kedelai untuk dijadikan tempe. Sekitar pukul 04.15 hingga pukul 07.00 WIB, dia jualan di Pasar Stasiun Ponorogo. Sesampainya di rumah, dia pun bersiap mengajar.

“Mengajar di playgroup sampai jam 10.00 WIB,” ujar Saminten.

Sesampainya di rumah, Saminten lanjut proses membungkus tempe untuk dijual besok hari. Sekitar pukul 13.00 WIB, dia berkuliah hingga pukul 17.00 WIB.

“Sore sampai rumah bantu bikin tempe lagi,” jelas Saminten.

Kegiatan tersebut Saminten rutin lakukan setiap hari selama dua tahun. Meski kegiatannya padat, Saminten tidak merasa berat. Sebab, semua pekerjaan dilakukan dengan hati yang senang.

“Kalau nggak ada kerjaan saya bingung, jadi tangan ini harus ada yang dikerjakan. Kalau kerja gitu saya senang,” papar Saminten.

Meski menjalani peran sebagai istri, ibu, guru, pedagang, dan mahasiswi, tidak membuat Saminten kewalahan. Menurutnya, dia malah enjoy dengan kegiatan yang dilakoni.

“Kalau ada tugas biasanya saya diskusi dengan teman sekelas, kadang juga minta bantuan anak saya. Kan sekarang semua dipermudah, bisa mengerjakan tugas lewat handphone,” imbuh Saminten.

Warga Desa Ngumpul, Balong ini pun juga berpesan kepada generasi muda agar jangan patah semangat untuk terus belajar.

Saminten pun saat ini tercatat sebagai salah satu pengajar di Playgroup Wijaya, Desa Ngraket, Balong selama sembilan tahun. Meski saat ini ada insentif dari Pemda, menurutnya belum sepadan dengan pekerjaan yang dilakoninya. Sebab, dirinya bekerja seperti guru formal yang mengerjakan laporan.

“Saya juga mohon kepada Pemda Ponorogo untuk kesejahteraannya lebih diperhatikan lagi,” pungkas Saminten.

Wajib Dibaca Juga

Bagikan:

Tinggalkan komentar